Advertisment Gaharu Indonesia
Bisnis Gaharu Indonesia - merupakan salah satu komoditi hasil hutan bukan kayu dengan produk gubalnya yang mengandung damar wangi (aromatic resin). Produk yang bisa dihasilkan secara alami dan dihasilkan lebih cepat dengan proses dan teknik inokulasi gaharu yang benar.
Gaharu telah lama diperdagangkan sebagai komoditi elit utnuk keperluan industri. Pohon penghasil gaharu termasuk pohon yang jenis kayunya jelek, tidak dapat dipakai untuk keperluan bahan bangunan atau untuk membuat peralatan lainnya karena sifatnya yang cepat lapuk. Namun keharuman aroma gaharu menjadikannya sebagai komoditi perdagangan penting dalam lingkungan industri parfum, kosmetika, hio, setanggi, dan obat-obatan. Gaharu sebagai obat antara lain sebagai obat penawat racun ular, kalajengking dan obat sakit gigi.
Gaharu telah lama diperdagangkan sebagai komoditi elit utnuk keperluan industri. Pohon penghasil gaharu termasuk pohon yang jenis kayunya jelek, tidak dapat dipakai untuk keperluan bahan bangunan atau untuk membuat peralatan lainnya karena sifatnya yang cepat lapuk. Namun keharuman aroma gaharu menjadikannya sebagai komoditi perdagangan penting dalam lingkungan industri parfum, kosmetika, hio, setanggi, dan obat-obatan. Gaharu sebagai obat antara lain sebagai obat penawat racun ular, kalajengking dan obat sakit gigi.
Produk gaharu yang diperdagangkan berasal dari seluruh Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua. Eksploitasi gaharu yang selama ini dilaksanakan tanpa memperhatikan kaidah kelestarian mengakibatkan populasi pohon gaharu saat ini semakin menurun, bahkan sejak tahun 1995 CITES telah memasukkan gaharu kedalam Appendix II, karena populasinya telah semakin berkurang, bahkan mendekati kategori rentan punah. Oleh karena itu, upaya pengembangan tanaman yang menghasilkan gaharu melalui budidaya sangat dirasakan urgensinya.
Menurut WCMC dan TRP rata-rata kemampuan suplai negara-negara eksportir gaharu adalah sebesar 670 ton/tahun. Jumlah ekspor diatas cenderung menurun setiap tahunnya. Sebagai contoh, Indonesia merupakan eksportir gaharu alam terbesar dengan angka 300 ton/tahun, sejak tahun 1998 kemampuan ekspor Indonesia hanya mencapai angka 30 ton/tahun. Hal diatas akibat masih rendahnya usaha budidaya gaharu dan menurunnya populasi gaharu akibat overexploitasi.
Dengan dilakukan inokoulasi gaharu diharapkan dapat tercapailah tujuan-tujuan berikut:
- Meningkatkan Pendapatan masyarakat. Lahan-lahan tidur yang dimiliki oleh masyarakat dapat dimanfaatkan untuk budidaya gaharu, sekaligus untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui komoditi gaharu.
- Melestarikan Jenis-jenis tanaman penghasil gaharu.
- Membuka Lapangan Kerja Baru.
- Memenuhi kebutuhan pasar gaharu, baik pasar domestik maupun kebutuhan ekspor.
Teknologi Inokulasi
Inokulan
Inokulan idealnya dapat merangsang terakumulasinya aromatic resin disekitar lubang bor dan menjamin tidak terjadinya pembusukan/pelapukan kayu pada lubang bor. Hingga saat ini pengembangan dan penelitian pembuatan Inokulan masih terus berjalan. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kecepatan pembentukan gubal dan kualitas gubal yang dihasilkan.
Penginokulasian
Tahapan-tahapan dalam penginokulasian gaharu adalah sebagai berikut :
- Persiapan peralatan inokulasi seperti bor listrik, genset, sabuk pengaman dan peralatan lainnya.
- Pembersihan areal sekita pohon gaharu. Areal dekitar pohon gaharu harus bersih sehingga memudahkan pelaksana inokulasi dalam menjalankan tugasnya.
- Pengeboran pohon untuk lubang baut panjatan. Jarak dan arah lubang tergantung dari jangkauan dan kebiasaan masing-masing pelaksana inokulasi (D = 1,3 cm).
- Pengeboran pohon untuk lubang inokulan. Untuk meminimalkan pengurangan kekuatan pohon akibat pengeboran, rangkaian lubang bor dibuat berpola spiral dengan kemiringan 45º. Jarak antar lubang ±4 cm dan jarak vertikalnya ±21 cm. Pada penginokulasian tahap II & III lubang bor dibuat ±3 cm diatas lubang sebelumnya dengan jarak horizontal ±1 cm.
- Pemasukan Inokulan. Pemasukan inokulan dapat mengunakan berbagai cara tergantung dari jenis inokulanya. Untuk inokulan cair dapat digunakan spoit, sedangkan inokulan padat bisa menggunakan sejenis talang dan pendorong atau langsung menggunakan tangan.
- Penutupan lubang inokulasi. Setelah inokulan dimasukkan lubang bor sebaiknya segera ditutup dengan lilin agar kontaminan yang merugikan dan air tidak masuk ke dalam lubang inokulasi.
- Pengupasan kulit. Untuk membatasi pertumbuhan pohon kearah samping sekaligus meningkatkan massajenis kayu (D= konstan, ρ = meningkat) dilakukan pengupasan kulit pohon sampai batas cabang.
- Pemangkasan Cabang. Untuk mengurangi tekanan angin perlu dilakukan pemangkasan cabang pohon gaharu yg telah diinokulasi.
Pemeliharaan dan Pemupukan
Pemupukan perlu dilakukan terutama di lahan yang kesuburannya rendah. Pemberian pupuk dapat dilakukan dua kali dalam setahun, dengan ukuran 5 kg pupuk per-pohon. Pembersihan areal penanaman juga perlu dilakukan guna menghindari tumbuhnya gulma (tumbuhan pengganggu) khususnya pada musim hujan atau 4 kali dalam setahun.
Panen dan Pasca Panen
Produksi gubal gaharu akan terbentuk setelah perlakuan berjalan 2 bulan. Hal ini dimulai dengan berubahnya warna kayu sekitar penyuntikan menjadi cokelat dan bertekstur keras serta berbau wangi. Pemanenan dapat dilakukan mulai dari 1 tahun setelah penginokulasian dengan cara menebang pohon. Kualitas gubal gaharu yang dihasilkan berbanding lurus dengan tingkat kesuburan pohon dan lamanya penginokulasian. Semakin lama penginokulasian maka semakin tinggi kualitas gubal gaharu yang dihasilkan. Potongan-potongan gubal gaharu dibersihkan dari bagian kayu yang tidak
terbentuk menjadi gubal. Pembersihan kayu putih dari gubal memerlukan tenaga kerja yang memiliki keterampilan khusus, sehingga tidak menurunkan kelas gubal akibat kurang terampilnya tenaga kerja. Kemudian dilakukan penyortiran berdasarkan kelasnya (Super, AB, BC, C1 dan C2). Untuk mengurangi kadar air, potongan gubal gaharu dikeringkan dengan cara menjemur di bawah sinar matahari. Untuk gaharu kelas kemedangan selain dapat dipasarkan langsung dapat pula didistilasi untuk diambil minyaknya.
Sumber :
- Anonim. 2006. Power Point Teknologi Inokulasi Gaharu Alam Kerjasama Universitas Bengkulu Dengan Kelompok Gaharu 88 Bengkulu. Disampaikan dalam rangka Workshop Gaharu Tingkat Nasional Tanggal 11 13 September 2006 di Surabaya.
- Anonim. 2006. Teknik Inokulasi Dan Produksi Tegakan Gaharu Alam. Makalah Work Shop. Disampaikan dalam rangka Workshop Gaharu Tingkat Nasional Tanggal 11 13 September 2006 di Surabaya.
- http://dhony-syach.blogspot.com